Sabtu, 17 September 2011

Renungan buat Q yang membikin Q harus berterima kasih kepada siapa saja

Sumber dari CSS MoRA (Muhtar Tajuddin) 
dari pak ruchman basori

Assalamau'alaikum Wr. Wb.

Kepada adik-adikku CSS MoRA di 12 pt Mitra Kementerian Agama RI. Mencermati berbagai perkembangan dari seluruh rangkaian PBSB dari mulai rekruitmen, proses perkuliahan, pembinaan, pendampingan dan pengabdian pasca lulus sejak tahun 2005-2011,ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan sebagai sharing dan curah gagasan:

1. Sampai saat ini adik-adik kita yg mendaftar di UNAIR masih 26 orang lagi yg harus berjuang di tes gelombang ke-2, dimohon kepada kalian terutama css mora UNAIR untuk melakukan pendampingan dan bimbingan baik pada saat mendaftar mapun persipan tes. Untuk yg diterima di SNMPTN UI dan ITB sampai hari ini baru 2 orang;

2. Peserta PBSB yg telah menyelesaikan studi (198 orang) diharapkan segera memberitahukan ke pondok pesantren dan Kementerian Agama dan segera melakukan pengabdian pasca lulus. Jika pesantren yang bersangkutan belum memungkinkan untuk tempat pengabdian diharapkan memberitahukan ke Kementerian Agama untuk dicarikan solusinya. Kami sedang menunggu data siapa-siapa yg belum memulai pengabdian. Jika pengabdian tertunda beban kalian malah semakin berat untuk menyelesaikan selama 3 tahun. semakin cepat semakin baik. Dimohon kepada alumni agar pro aktif untuk menginformasikan dan membantu kami.

3. Kepada kalian dimohon untuk membantu menjelaskan visi misi PBSB kepada teman-teman kalian (angkatan 2005-2011) agar tidak selalu terjadi kesalahpahaman diantara kalian, pesantren dan Kemenag. Visi dan misi atau tujuan digelarnya program ini adalah semata-mata untuk mengembangkan pesantren yang selama Indonesia berdiri kurang mendapatkan perlakuan yg semestinya dari negara. Padahal mereka telah berjuang mewujudkan Indonesia merdeka.Sementara itu SDM pesantren umumnya homogen yaitu ahli agama (tafaqquh fiddin) oleh kaerena untuk menjawab tantangan zaman dibutuhkan SDM lainnya di bidang sains dan teknologi. Makanya PBSB dimaksudkan sebagai upaya mengejar ketertinggalan pesantren dibidang sains dan teknologi yg sangat dibutuhkan pesantren untuk tetap eksis di zaman globalisasi. Jadi tiket kalian adalah beasiswa untuk santri pesantren, makanya output dari program ini (alumni) untuk membangun dan memberdayakan pesantren, sebagaimana kami meyakinkan ke BAPPENAS dan Menkeu tg pentingnya PBSB.

4. Memang tidak mudah untuk mengimplementasikan rangkaian PBSB terutama program pengabdian karena masalahnya sangat komplek. Pertama, Tidak semua pesantren mempunyai visi dan perencanaan yang mapan, sehingga datangnya SDM baru kurang mendapatkan apresiasi yg semestinya; Kedua, umumnya pesantren berada dalam segala keterbatasan baik SDA maupun SDM sehingga sangat membutuhkan arsitek-arsitek baru yg segar; Ketiga, Hetrogenitas keilmuan peserta PBSB tidak semuanya bisa dimplementasikan secara langsung di pp, karena mapping pilihan studi masih bersifat umum; Keempat, Globalisasi dan modernisasi telah menjadikan manusia sekarang berorientasi pada materi dan rasionalitas. Maka program pengabdian menghadapi tantangan fundamental dari mainset hasil lulusan pt termasuk alumni PBSB. Pengabdian menjadi barang langka dan asing ditengah pragmatisme dan materislisme; Kelima, usia alumni pbsb yang sudah siap untuk menikah dan dinikahi menjadi masalah tersendiri terutama dalam hal menjalani proses pengabdian di pesantren. Bagaimana menopang hidup mereka dan sekaligus memikirkan masa depannya; Keenam, nampaknya masa 3 tahun nyantri sebagai syarat pendaftaran masuk PBSB belum cukup memahami seluk beluk pesantren, apakah tradisi, idiologi, pendidikan dan aspek keberpihakannya. Sehingga program pengabdian dianggap menjadi beban tersendiri oleh segelintir alumni pbsb, meskipun mereka pada saat diterima berkomitmen melakukan pengabdian. Pada kondisi ini kerap kali Kemenag menjadi pihak yang dipersalahkan oleh peserta dan menganggapnya kemang tidak mempunyai konsep yang jelas tentang pengabdian alumni.

5. Terkait dengan no. 3 dan 4 saya memohon dengan hormat dan sangat kepada kalian untuk legowo membuka pikiran, mental dan hati untuk merealisasikan program pengabdian sebagaimana yg telah digariskan Kemenag sebagai wujud tanggungjawab moral kepada rakyat Indonesia. Diskusi-diskusi tentang pengabdian sudah semestinya diarahkan pada sumbangsih konstruktif u mengimpelemntasikan pengabdian bukan malah sebaliknya. sekali lagi ini memang tidak mudah. Bagi yg telah mengabdi saya meberikan penghargaan dan apresiasi yg setinggi-tingginya, bagi yang belum u segera ke pesantren.

6. Di pesantren dikenal "ngalap berkah", di masyarakat modern dan terdidik juga mengenal istilah itu dengan bentuknya yang lain misalnya berhubungan baik dengan para prof, Dr dan civitas akademika lainnya unruk membangun jaringan. Itu namanya juga ngalap berkah. Oleh karena itu saya kok berfikir, kalian tidak usah hawatir tg masa depan kalian. kalau kalian memikirkan orang lain tentu Tuhan juga akan emikirkan nasib kalian.

Demikian sekedar renungan, semoga menambah wawasan dan membangkitkan semangat untuk bersama pesantren membangun negeri ini.

Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar