Sabtu, 17 Maret 2012

Gulma

SUSKESI GULMA PADA TANAMAN PERKEBUNAN

Dalam melakukan budidaya tanaman selalu ada hambatan yang mengganggu tercapainya hasil secara maksimal dalam hal kualitas maupun kuantitas. Salah satu penyebab adalah adanya serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Organisme pengganggu yang paling dominan dan sering dijumpai pada umumnya adalah Hama, Penyakit dan Gulma. Salah satu OPT yang dianggap penting adalah gulma. Gulma adalah tumbuhan pengganggu yang tumbuh ditempat dan waktu yang tidak dikehendaki. Meskipun demikian di Indonesia kerugian tanaman akibat gulma kurang disadari oleh petani maupun petugas yang bekerja di bidang pertanian, hal ini dikarenakan kerugaian akibat gulma berbeda dengan organisme pengganggu tanaman lainnya (hama dan penyakit) yang secara visual dapat kita lihat pengaruh serangannya demikian drastis pada tanaman, sedangkan gulma menyerang perlahan tapi pasti melalui kompetisi terhadap air, unsur hara, cahaya dan ruang tumbuh.
Kehadiran gulma yang merugikan secara perlahan tapi pasti harus dikendalikan secara tepat agar tidak menimbulkan suksesi gulma.
APAKAH SUSKESI GULMA ITU?
Suksesi Gulma dalah perubahan komposisi gulma dari suatu bentuk kepada komposisi bentuk lainnya yang disebabkan oleh penggunaan secara terus-menerus herbisida yang hanya efektif pada gulma dengan spektrum sempit.
MENGAPA BISA TERJADI?
Penggunaan herbisida sistemik translokatif seperti glifosat ataupun sulfosat yang dirasakan sangat efektif dalam mengendalikan gulma berdaun sempit secara terus menerus dapat meniadakan berbagai jenis gulma lunak yang ada dan menggantikannya dengan jenis gulma yang sulit dikendalikan dengan herbisida sejenis.
PENGARUH GULMA TERHADAP TANAMAN
Kehilangan hasil tanaman akibat gulma berpengaruh langsung terhadap tanaman utama dengan adanya kompetisi terhadap nutrient, air dan cahaya, sedangkan pengaruh tidak langsung gulma terhadap  tanaman dapat menyebabkan terhambatnya aksesibiitas sehingga berakibat buruk terhadap efisiensi dan efektifitas pemupukan, sulitnya pengendalian hama dan penyakit serta pekerjaan lainnya. Pada tanaman perkebunan, misalnya kelapa sawit pengendalian gulma sangat penting tidak saja karena terjadinya kehilangan produksi sebagai akibat dari persaingan tanaman gulma terhadap sumber daya (unsur hara, air dan cahaya) tetapi juga karena adanya kehilangan hasil tidak langsung. Selain itu keberadaan gulma pada tanaman budidaya juga akan dijadikan inang bagi hama dan penyakit, kesulitan dalam kegiatan pemupukan, pengairan dan proses pemanenan.
PENGGUNAAAN HERBISIDA DALAM MENGENDALIKAN GULMA
Suatu hal yang sangat lazim jika seseorang  mendapatkan hasil memuaskan setelah melaksanakan suatu pekerjaan maka orang tersebut cenderung untuk mengulangi  cara yang sama untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Demikian juga pada pengendalian gulma, jika seorang petani/pekebun memperoleh hasil pengendalian gulma yang memuaskan setelah menggunakan jenis herbisida maka petani /pekebun tersebut akan tetap menggunakan herbisida yang sama terus-menerus. Konsekuensi dari pemakaian herbisida yang sama (bahan aktif yang sama/ cara kerja yang sama) secara berulang-ulang  pada suatu areal maka akan  timbul permasalahan yaitu suksesi gulma.
Dua jenis herbisida yaitu Parakuat dan Glifosat merupakan herbisida yang paling umum digunakan di perkebunan, khususnya pada tanaman kelapa sawit. Parakuat merupakan herbisida kontak yang mematikan tumbuhan dengan cara merusak membran sel. Pemakaian parakuat memiliki keunggulan dalam menekan suksesi gulma, fitotoksisitas rainfastness. Sedangkan glifosat merupakan herbisida sistemik dengan cara kerja menghambat enzim enolpyruvyshikimate-3 phosphate synthase (EPSPS), enzim yang terlibat dalam sintesa tiga asam amino.
Suksesi gulma terkait erat dengan bagaimana herbisida tersebut bekerja (mode of action). Parakuat merupakan herbisida kontak menyebabkan kematian pada bagian atas gulma dengan cepat tanpa merusak bagian sistem perakaran stolon, atau batang dalam tanah sehingga dalam beberapa minggu setelah aplikasi gulma akan tumbuh kembali. Sedangkan herbisida glifosat yang merupakan herbisida sistemik dapat ditranslokasi dari bagian dedaunan sampai ke bagaian akar dan bagaian lainnya merusak sistem keseluruhan di dalam tubuh gulma. Glifosat memiliki daya bunuh yang tinggi terhadap rerumputan dan sering mengeradikasi gulma rerumputan lunak seperti Paspalum conjugatum dan Ottochloa nodosa sehingga akhirnya tanah menjadi terbuka, kesempatan seperti ini memberikan peluang bagi biji-biji gulma berdaun lebar untuk berkecambah dan akhirnya menjadi dominan. Dominansi gulma berdaun lebar cenderung lebih merugikan karena lebih sulit dikendalikan.
PENGENDALIAN GULMA DENGAN MENGGUNAKAN MUSUH ALAMI
Untuk merumuskan jenis pengendalian yang tepat, diperlukan pengetahuan yang mendalam akan bioekologi gulma dan interaksinya dengan tanaman utama. Beberapa organisme (musuh alami)  yang bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan gulma harus memiliki syarat utama yaitu:
  1. Mampu membunuh gulma inang atau mencegah reproduksinya baik langsung maupun tidak langsung.
  2. Mempunyai adaptasi baik terhadap gulma inang dan lingkungan yang ditumbuhinya.
  3. Daya penyebaran tinggi serta mampu menjangkau daerah-daerah yang lain yang ditumbuhi inangnya.
  4. Kapasitas reproduksi cukup untuk mengejar peningkatan populasi tumbuhan inang ketika kondisi kurang menguntungkan.

Beberapa Musuh Alami Gulma
a.Golongan Binatang
1.Binatang Menyusui (mamalia)
·   Pemakan rumput (grazing animal) untuk gulma darat diantaranya: rusa, kijang kerbau liar, anoa dan sebagainya
·   Pemakan gulma air misalnya ikan duyung (helisar dugong-dugong)
2. Binatang lunak ( Molusca)
Umumnya menyukai tumbuhan berbatang dan berdaun lunak
  •  Siput kecil pemakan daun mikania ( Mikania spp)
  • Lymnaea sp pemakan daun kiyambang (Salvinia molasta)
  • Bekicot (Achatina fulica) disamping pemakan tumbuhan liar juga menjadi hama tanaman pepaya, ubi jalar, kapok.
3.Tungau (Acarina)
Tungau Orthogalumna tencbrantis telah digunakan untuk mengendalikan enceng gondok.
5.Serangga (Arthopoda) merupakan paling banyak anggotanya
v  Pada gulma darat
  • Orseolialla Javanica yang dikenal sebagai ganjur alang-alang
  • Aspido morpha spp pada kangkung  (ipomea fistulosa)
  • Bactia venosoma dan Athesapenta cyperi dikenal sebagai sundep pada teki
v  Pada Gulma Air
·                                                         Belalang hijau pada wewehan dan enceng gondok
·                                                         Nymphula responsalis pada kayabang (Salvinia molesta)
·                                                         Psara basalis pada krokot air (Alternanthera philoxeroides)
b. Golongan Tumbuhan
Umumnya merupakan tumbuhan tingkat rendah yang biasa disebut patogen
  • Pada enceng gondok ditemukan beberapa jenis cendawan yang bertindak sebagai musuh alami yaitu Cescospora rodmandii, Myrothecium roridum dan Rhizoctonia solani. Crodmandii dikenal sebagai patogen yang inangnya terbatas pada enceng gondok dan sejenisnya.
  • Cendawan karat Puccinia chondrilina untuk gulma Chondrilla javanica
C.      Selain itu Pengendalian gulma juga bisa dilakukan dengan pembangunan dan pemeliharaan LCC (Legume Cover Crop). LCC sering juga disebut tanaman pelengkap (smother crops) atau tanama pesaing (competitive crop) sebagai tanaman penutup tanah biasa digunakan tanaman kacang-kacangan (leguminosae) karena selain dapat tumbuh secara cepat sehingga cepat menutup tanah serta mencegah perkecambahan dan pertumbuhan gulma, Selain itu LCC juga mampu meningkatkan kesuburan tanah terutama kandungan N, hal ini banyak dijumpai di daerah-daerah perkebunan dengan jenis tanah podsolik yang miskin unsur hara. Selain pertumbuhan cepat sifat lainnya yang dikehendaki adalah tidak menyaingi tanaman pokok

http://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpsur/index.php?option=com_content&view=article&id=163:suskesi-gulma-pada-tanaman-perkebunan&catid=14:proteksi&Itemid=25

Senin, 12 Maret 2012

Soal Gulma 2012 (Pak Rohlan)

Apa pengertian gulma?
Gambar dan jelaskan interaksi 3 faktor utama penentu hasil akhir budidaya tanaman! (cat: 28 Februari 2012)
Jelaskan 3 konsep tentang gulma! (cat: 28 Februari 2012)
Jelaskan tentang pengertian dasar dan konsep perlindungan tanaman! (cat: 6 Maret 2012)
Apa saja faktor penentu sistem produksi tanaman pertanian? (cat: 6 Maret 2012)
Apa saja ilmu yang berkaitan dengan ilmu gulma? (cat: 6 Maret 2012)
13 Maret 2012
Apa saja batasan pengertian tentang gulma? Jelaskan!
Sebutkan kerugian2 yang ditimbulkan oleh gulma!
Gulma apa saja yang berfungsi menggantikan tanaman inang untuk patogen dan hama? Sebutkan jenis hama patogennya!
Apa peran penting dari adanya biologi gulma?
Sebutkan teknik pengendalian gulma! (Ada 8)
Apa tujuan mempempelajari ilmu gulma?
Dari mana sajakah timbul gulma?

Writen by Ahmad Wantoha



Minggu, 04 Maret 2012

SAWIT


        Pendahuluan
        Hasil CPO (Crude Palm Oil) diperdagangkan sebagai minyak mentah dan pada tahun-tahun terakhir ini sebagai bahan baku pabrik pengolah minyak mentah dan industri oleokimia yang menggunakan bahan dasar dari minyak kelapa sawit.
        Sejarah Kelapa Sawit Di Indonesia
Penggunaan Minyak sawit :
        1.Daging buahnya (mesokarp) digunakan sebagai bahan baku CPO (Crude Palm Oil)
        2.Inti sawit digunakan sebagai bahan baku PKO (Palm Kernel Oil) atau minyak inti sawit.
Penggunaaan Kelapa Sawit:
        a.Bahan Makanan :mentega, lemak untuk masak (shartening), bahan aditif coklat, eskrim dan makanan ternak. Kadar kolesterol minyak sawit sebesar 12 – 19 ppm, untuk kedelai 20 – 35 ppm dan jagung 10 – 95 ppm.
        b.Kosmetika dan Obat :sebagai cream, shampoo, lotion, pomade. Buah kelapa sawit kaya akan vitamin E (tocopherol dan tocotrienol).
        c.Industri berat/ringan: industri kulit sebagai bahan pelembut dan fleksibel, industri tekstil, pelumas yang tahan tekanan dan suhu tinggi, industri ringan sebagai bahan sabun, semir sepatu, lilin, detergent, tinta cetak dan lain-lain.
        d.Pemanfaatan limbah: Janjang/tandan kosong dapat dipergunakan sebagai pupuk dan alkohol sedangkan limbah padatnya digunakan untuk makanan ternak
C.BOTANI
        Nama Latinnya adalah Elaeis guineensis Jacq
        Elaeis dari elaion yang berarti minyak (bahasa Yunani)
        Guineensis berasal dari Guinea yaitu Pantai Barat Afrika
        Jacq adalah nama botanis Amerika Jacquin.
        Taksonomi
        Divisi                                     : Tracheophyta
        Kelas                                     : Angiospermae
        Ordo                                      : Cocoideae
        Famili                                   : Palmae
        Genus                                   : Elaeis
        Species                                : Elaeis guineensis Jacq
        Bagian Tanaman
        Akar         : akar skunder, akar primer tersier dan akar  kuarter
        Batang      : tegak lurus ke atas dengan diameter   40 –    60 cm, tinggi mencapai 30 m
        Daun         : bersirip genap, bertulang sejajar 40 –50 pelepah daun
        Bunga       :  tanaman di lapangan berbunga pada umur  12 – 14 bulan. Bunganya monoceios    (berumah satu).
Bungan jantan
        Dari setiap ketiak pelepah daun akan keluar satu tandan bunga jantan/betina. Tandan bunga jantan dibungkus seludang bunga, tiap tandan bunga memiliki 100 – 250 spikelet, tiap spikelet berisi 500 – 1500 bunga kecil yang menghasilkan tepung sari (jutaan) .
Bunga Betina
        Tandan bunga betina dibungkus seludang bunga yang pecah 15 – 30 hari sebelum anthesis. Satu tandan bunga memiliki 100 – 200 spikelet dan tiap spikelet memiliki 15 – 20 bunga betina.
        Buah    : pada tandan tanaman dewasa terdapat 600 – 2000 buah. Buah masak mempunyai berat 13 gram – 30 gram dengan panjang 5 cm.
Kematangan Buah
        1.Matang morfologis , bentuk sempurna, kandungan minyak optimal
        2.Matang fisiologis,matang lebih lanjut dimana akan tumbuh dan berkembang satu bulan sesudah matang morfologis.
        Buah jatuh dan lepas dari tandan. Tanda kriteria tandan dalam pemanenan diistilahkan dengan fraksi .
        Contoh : jika tandan akan dipanen belum memperlihatkan buah luar yang lepas maka dikatakan fraksi mentah. Jika 12 % - 25 % buah sudah lepas dikatakan matang.
        Biji                         : terdiri cangkang, embryo dan inti (endosperm).
Tipe Kelapa Sawit
Dibedakan dari :
a.Warna kulit buah (exocarp)
1.Nigrescent   : buah warna violet sampai hitam pada saat buah masih muda sedang warna merah kuning(oranye) untuk buah matang.
2.Virescent buah muda berwarna hijau sedang buah matang berwarna merah kuning (oranye)
3.Albescent buah muda warna kuning pucat  sedang buah matang berwarna kuning tua.
Varietas yang digunakan pada tanaman komersiel adalah Nigrescent, varitas yang lain sebagai program pemuliaan/koleksi.
b.Ketebalan cangkang (endocarp)
1.Dura ,daging buah tipis cangkang tebal
2.Pisifera, daging buah tebal cangkang tidak ada tetapi terdapat cincin serabut yang mengelilingi inti
3.Tenera, ketebalan antara dura dan pisifera
Dewasa ini dikenal beberapa tipe unggul, tipe/varitas ini merupakan hasil persilangan buatan antara tipe delidura dengan tipe pisifera
D.SYARAT TUMBUH
    Kelapa sawit merupakan tanaman tropis, tumbuh baik antara 13o LU – 12o LS meliputi Afrika, Asia, Amerika Latin. 
    Iklim
a.Curah Hujan : 2000 – 3000 mm/th. Hujan merata sepanjang tahun kurang baik, mengakibatkan  buah berkurang.
b.Suhu dan Tinggi Tempat : suhu optimal 28o C, ketinggian tempat 0 – 500 m di atas permukaan laut
c.Sinar Matahari : memerlukan sinar yang cukup, apabila kekurangan sinar mengakibatkan pertumbuhan lambat. Lama penyinaran  berpengaruh terhadap asimilasi, pembentukan bunga dan produksi buah.
d.Tanah  : Latosol. Podsolik Merah Kuning, sifat fisik dan kimia yang harus dipenuhi agar pertumbuhan optimal : drainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam dan pH 4-6. Tanah pasir dan gambut tidak cocok untuk kelapa sawit.
E. BUDIDAYA
Bahan Tanaman
a.Penyediaan benih
Benih disediakan oleh balai penelitian kelapa sawit (Marihat Research Station dan Balai Penelitian Perkebunan Medan)
Induk Delidura dan bapak Pisifera.
b.Pelaksanaan penyerbukan
1.Penyediaan serbuk sari
Sebelum bunga jantan matang dibungkus plastik kemudian dipotong selanjutnya di bawa ke laboratorium. Serbuk sari dipisahkan dengan tandan kemudian diangin-anginkan, setelah ini dimasukkan ke dalam tube dicampur dengan talk baru dimasukkan botol dan divakumkan.
2.Penyerbukan buatan
Dari pohon induk terpilih, tandan bunga betinanya ditutup dengan kantung plastik. Setelah bunga matang kemudian diserbuki dengan serbuk sari yang telah disiapkan. Pelaksanaannya memakai bamboo lanch dan pompa penekan (puffer). Setelah 6 bulan tandan buah telah masak.
3.Pengecambahan
Ada dua cara pengecambahan yaitu cara kering dan cara balai penelitian.
a.Cara Kering.
Pengupasan buah
Perendaman selama 5 hari
Dikeringanginkan selama 24 jam
Disimpan di dalam kantong plastik (500-700 benih) tutup rapat simpan dalam peti.
Periksa benih tiap 3 hari dan disemprot dengan air
Setelah benih berkecambah ambil dan pindah di pesemaian perkecambahan (15-20 hari).
b.Cara Balai
Penerimaan benih di laboratorium
Pemeraman dan seleksi
Test embrio dengan lakmus (warna violet muda embrio bagus)
Penyimpanan benih suhu 22o C
Pengecambahan dengan cara pertama dilakukan perendaman, rendamlah biji selama 6-7 hari di dalam air bersih. Setiap hari air harus diganti. Setelah selesai direndam biji didesinfeksi dengan dithane M-45 0,2 % selama 2 menit. Setelah itu dikeringanginkan selama 2 hari ditempat teduh. Kedua Pengecambahan , biji dimasukkan dalam kaleng pengecambahan dengan suhu 39o C kelembaban 60-70 %. Setiap 7 hari sekali benih diangin-anginkan lebih kurang 3 menit, setelah 60 hari benih dikeluarkan dari kaleng dan direndam dalam air bersih (kadar air 20-23 %) kemudian dikeringanginkan setelah 10 hari biji akan berkecambah cara ini dilakukan oleh Marihat Research Centre, Balai Penelitan Benih Medan dan Socfindo.  
Pembibitan
Ada dua
1.Prenursery (dederan) baru ke pembibitan(nursery)
2.Langsung pembibitan.
Umur bibit 11 –12 bulan
Tempat pembibitan memenuhi syarat : areal rata, dekat sumber air, letaknya di tengah areal kebun.
Pengolahan lahan pembibitan.
Kebutuhan bibit/ha tergantung jarak tanam
Dederan (prenursery), benih yang berkecambah dideder dalan polybag kemudian ditaruh di bedengan lebar 120 cm panjang secukupnya. Kecambah ditanam dengan kedalaman 2 cm. Bibit berumur 3-4 bulan dengan 4-5 helai daun dipindah ke pesemaian.
Pesemaian bibit (main nursery). Polybag lebih besar (40 cm X 50 cm). Bibit dari dederan baru dipindah ke main nursery dengan jarak tanam segitiga samasisi 100 cm X 100 cm X 100 cm. Dewasa ini perkebunan kelapa sawit langsung pesemaian bibit tanpa dederan. Pemeliharaanya meliputi penyiraman, penyiangan,pengawasan dan seleksi serta pemupukan.
Pemindahan bibit ke lapangan
Bibit umur 8 bulan, umumnya 10-14 bulan dipindah ke lapang 
E.PERSIAPAN LAHAN
Areal : New planting (bukaan baru bekas hutan)
                    Konversi (bekas perkebunan karet dan lain-lain)
                    Replanting (areal kelapa sawit)
Pembukaan dapat dilakukan secara :
Mekanis
Kimia
Manual
Pembukaan Areal Baru
                a.Menumbang
                b.Merumpuk
                c.Merencek dan membakar
                d.Pengolahan tanah secara mekanis
Areal bukaan ulangan :
                a.Pengolahan tanah
                b.Meracun batang kelapa sawit
                c.Membongkar, memotong batang.
F.RANCANGAN (DESIGN) KEBUN
Membuat rancangan emplasemen (kantor dan pabrik), perumahan (pondok-pondok), jalan kebun dan lain-lain.
Macam-macam jalan di kebun :
  1. Jalan utama  menghubungkan afdeling dengan afdeling, afdeling dengan emplasemen, lebar 6-8 meter.
  2. Jalan pengangkutan hasil, arah jalan timur barat lebar 5-6 meter.
  3. Jalan kontrol, arah utara- selatan, lebar 5-6 cm
  4. Jalan pringgan, dipinggir kebun digunakan untuk mempermudah pengontrolan.
G.PENANAMAN
      a.Pengajiran: menentukan tempat yang akan ditanami kelapa sawit. Jarak
         tanam segitiga samasisi (9 X 9 X 9) meter. Dalam  satu hektar terdapat 143
          pohon.
      b. Pembuatan lubang tanam, panjang X lebar X dalam (50 X 40 X 40 ) cm
      c. Menanam
H.PEMELIHARAAN TANAMAN BELUM MENGHASILKAN (TBM)
TBM : 2,5 tahun (tahun I, tahun II, tahun III : 6 bulan)
Pemeliharaan TBM meliputi:
  1. Konsolidasi
  2. Pemeliharaan jalan,benteng, teras, parit dan lain-lain
  3. Penyisipan tanaman
  4. Pemberantasan alang-alang
  5. Pemeliharaan piringan pokok
  6. Pemeliharaan penutup tanah
  7. Pemupukan
  8. Kastrasi/sanitasi
  9. Pemberantasan hama/penyakit
  10. Pembuatan pasar pikul dan tempat pengumpulan hasil
A.Konsolidasi
        Pemeriksaan situasi blok demi blok yang sudah ditanam untuk melihat kekurangannya, kemudian memperbaikinya
B.Pemeliharaan jalan.
        Pekerjaan peningkatan jalan terutama pengerasan perlu dilakukan karena frekuensi pemakainnya akan meningkat terus (angkutan pekerja, pupuk dan sebagainya).
C.Penyisipan tanaman
        Tanaman yang mati, rusak berat, sakit, abnormal perlu disisip/disulam segera.
D.Pemberantasan alang-alang
        Dengan wiping (melap/menyapukan kain yang telah dicelup dengan racun): campuran minyak tanah, solar, oli bekas.
E.Pemeliharaan piringan pokok
        Piringan harus dibersihkan dari gulma
   Radius piringan
H.Kastrasi atau Ablasi
        Pengebirian bunga jantan/betina muda pada TBM dilakukan sebulan sekali (dimulai umur 14 bulan, selama 10-12 bulan)
Kegunaan kastrasi:
a)      Merangsang pertumbuhan vegetatif; menghemat unsur hara
b)      Kondisi tanaman lebih bersih (mengurangi gangguan tikus)
c)       Kastrasi diikuti polinasi menyebabkan tandan lebih besar dan sempurna
d)      Saat ini kastrasi untuk menghasilkan buah sudah ditinggalkan karena biaya besar sekarang digunakan SPKS (Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit).
I.Penyerbukan (pollinasi)
        Digunakan SPKS, kumbang Elaedobius kamerenicus
J.Pemberantasan Hama dan Penyakit
        Kumbang tanduk, Belalang, Ulat Api, Penggerek bunga, Tikus, Babi Hutan, Gajah, Landak, Kera, Penyakit Tajuk.
        I.PEMELIHARAAN TANAMAN 
  MENGHASILKAN
A.Pemeliharaan jalan, teras, parit dll
B.Pemberantasan gulma pada TM
C.Pemangkasan pelepah daun
    Fungsi pemangkasan :
                                a.sanitasi, mencegah hama dan penyakit
                                b.memperlancar penyerbukan
                                c.mempermudah panen.
                                d.menciptakan kondisi kerja yang baik dengan pekerja.
Ada 2 sistem pemangkasan
        songgo satu : umur kurang dari 10 tahun, pemotongan satu lingkaran dari tandan terbawah.
        Songgo dua : umur kurang dari 10 tahun dilakukan sampai 2 lingkaran ditinggalkan atau dua pelepah daun di bawah tandan matang tidak dipotong sedang selainnya yang berada di bawahnya harus dibuang.
D.Konsolidasi dan inventarisasi
E.Penjarangan , sampai pada tahun 1971 kepadatan 143 – 148 dijarangkan menjadi 130 pohon/ha. Varitas yang digunakan D X D dan T X D/ D X T . Saat ini D x P : 130 pohon/ha. Percobaan penjarangan pada prinsipnya dilakukan sebagai berikut :
  1. Selektip : abnormal, sakit, mati, ditumbang
  2. Sistematis: menurut pola tertentu ada beberapa macam yaitu : 1/5 ; 1/6 ; 1/7 ; 1/8 ; 1/9
F.Pemupukan tanaman menghasilkan.
    Teknik aplikasi, dosis, jenis pupuk dan lain-lain tergantung dari : jenis tanah, umur tanaman, tingkat produksi yang dicapai, realisasi pemupukan sebelumnya, jenis pupuk yang akan dipakai, Tenaga kerja yang tersedia, Keadaan penutup tanah, Analisa kadar hara daun. Jenis pupuk yang diberikan : N,P, K, Mg dan Bmeliputi Urea, TSP, KCl/MOP, Kieserite dan Borax.
a)      Urea 2 – 2,5 kg/pohon/ha                                                            
b)      MOP (KCl) 2,5 – 3 kg/pohon/ha   2 X aplikasi
c)       Kieserite 1 – 1,5  kg/pohon/ha
d)      TSP 0,75 –1 kg/pohon/ha              1 kali aplikasi                                    
e)      Borax 0,05 –0,1 kg/pohon/ha  2 kali aplikasi
        Dilakukan di awal musim hujan (I), dan akhir musim hujan (II)
Cara pemberian:
v      Pupuk ditabur merata pada jarak 50 cm dari pokok
v      Pupuk P, K, Mg, ditabur 1 – 3 meter dari pokok
v      Pupuk B jarak 30 – 50 cm dari pokok.
        J. HAMA DAN PENYAKIT
Hama:
  1. Hama nematoda  (Rhadinaphelencus cocophilus) gangguannya dijuluki “red ring disease”, menyerang akar. Penanggulangan : natrium arsenit.
  2. Hama tungau, hidup disepanjang tulang daun. Serangan menghisap cairan daun. Pengendalian : akarisida tetradifon
  3. Kumbang Oryctes, kumbang dewasa masuk titik tumbuh
  4. Hama ulat setora, memakan daun. Pengendalian racun kontak hostation
  5. Mamalia: babi hutan, kera , gajah, tikus, dan landak
Penyakit
  1. Penyakit akar Blast disease (Phytium sp) menyerang akar pada pesemaian tanaman akan mati mendadak, tanaman dewasa menyebabkan daun layu kemudian mati.
  2. Penyakit batang dry basl rot (Caratocytin paradox). Menyerang tandan bunga, pelepah daun disebabkan karena pembusukan (busuk kering) pada pangkal batang.
  3. Penyakit garis kuning pada daun (Fusarium oxysporum
        K.HASIL DAN PENGOLAHAN
1.Panen, umur 2,5 tahun
a.Kriteria panen : 60 % lebih buahnya telah matang. Panen umur 31 bulan, berat
   janjangan 3 kg.
   Penyebaran panen 1 : 5
b.Ciri tandan matang panen. Adanya buah yang lepas/jatuh dari tandannya
    sekurang-kurangnya 5  buah (kurang dari 10 kg) dan 10 buah (lebih dari 10 kg).
c.Persiapan panen: tempat pengumpulan hasil, perbaikan jalan, peralatan dodos, egrek.
d.Cara panen
        Semua tandan matang dipanen
        Tandan buah dipotong dengan dodos/egrek
        Pelepah daun yang menyangga buah dipotong.
e.Pengumpulan hasil
        Tandan buah diletakkan dipiringan, buah yang lepas diletakkan terpisah
        Tandan yang masih bergagang dipotong semepet mungkin, dikumpulkan di TPH.
        Buah lepas disatukan
        Tandan yang lepas dari TPH diangkut dengan truk, pengangkutan secepatnya.
f.Giliran(pusingan) panen. Setiap pekerja memanen 600 – 1000 kg buah (50 – 80 tandan buah). Seorang pemanen dalam seminggu, menggunakan system panen 5/7
        Banyaknya hasil.
        Hal ini tergantung pada beberapa factor :
        Kualitas tanaman
        Kesuburan tanaman
        Keadaan iklim
        Umur tanaman
        Gangguan hama dan penyakit
        Pemeliharaan tanaman
L.PENGOLAHAN
Tandan buah segar menjadi CPO melalui proses :
a)      Pengangkutan buah ke pabrik
b)      Perebusan buah(sterilisasi)
c)       Pelepasan buah (stripping) dari tandan dan
d)      Pelumatan (digesting)
e)      Pengeluaran minyak (ekstraksi)
f)       Pemurnian dan penjernihan minyak (klarifikasi)
g)      Pemisahan biji dari sisa-sisa daging buah.
h)      Pengeringan dan pemecahan biji
i)        Pemisahan inti dari cangkang.
a.Pengangkutan buah ke pabrik.
        Buah segera diangkut ke pabrik. Buah yang tidak segera diolah akan menyebabkan Kandungan asam lemak bebas (free fatty acid/ffa) tinggi. Untuk menghindari KALB, paling lambat 8 jam harus sudah diolah. Buah diangkut dengan truk kemudian ditimbang lalu dimasukkan dalam lori perebusan  dengan kapasitas 2,5 ton/lori.
b.Perebusan
        Buah direbus dengan mengalirkan uap panas selama 60 menit suhu 125o C dengan tekanan 2,5 atm .
Maksud perebusan:
        Buah mudah dilepas dari tandannya
        Membunuh enzim penstimulir pembentukan asam lemak bebas.
        Daging buah lunak
        Memudahkan inti lepas dari cangkang
        Menambah kelembaban daging buah sehingga minyak mudah dikeluarkan.
c.Pelepasan buah dan pelumatan
        Tandan yang telah direbus masuk ke mesin pelepas buah (threser), buah yang lepas/rontok dibawa ke mesin pelumat (digester), sambil dilumat, buah diuapi supaya daging buah hancur dan lepas dari bijinya (memudahkan proses pengeluaran minyak/ekstraksi). Tandan kosong menuju tempat pembakaran (incinerator) digunakan sebagai bahan bakar. Sisa pembakaran diperoleh abu digunakan sebagai pupuk kalium.
d.Pengeluaran minyak
        Pengeluaran minyak dengan pengepresan (mesin pengepres type hydraulic) setelah daging buah lumat kemudian dipres untuk dipisahkan dari ampasnya.
 e.Pemurnian dan penjernihan minyak
        Minyak dari mesin pengepres mengandung 45 % sampai 55 % air, Lumpur dan bahan-bahan lainnya menuju ke tangki pemurnian (klarifikasi) akan diperoleh minyak murni 95 %, sisanya lumpur.
        Minyak murni ditampung dalam tangki, dipisahkan dengan air yang masih terkandung di dalamnya. Selanjutnya dilewatkan continuous vacuum drier sehingga diperoleh minyak dengan kadar air kurang dari 0,1 %. Lumpur disaring masuk dalam tangki kemudian dipanasi lagi untuk dipisahkan dengan kotorannya(klarifikasi)
f.Pemisahan biji dari sisa-sisa daging buah 
        Sisa pengepresan (ampas) masuk pada pembuangan sisa daging buah (depericarper). Pada proses pemisahan biji dari sabutnya digunakan proses pengeringan dan penghembusan sehingga serat-serat dan bahan –bahan lain yang kering/ringan terhembus keluar (ditampung) sebagai bahan bakar ketel uap.
g.Pengeringan dan pemisahan biji
        Biji dari depericarper masuk dalam silo untuk dikeringkan. Biji yang kering intinya mengkerut sehingga mudah lepas dari cangkangnya.

h.Pemisahan inti dari cangkangnya.
        Prinsipnya perbedaan berat jenis antara inti dan cangkang, dengan cara mengapungkan biji dalam larutan lempung (BJ 1,16) sehingga inti melayang dan cangkang mengendap di dasar. Alat pemisah cangkang dari inti disebut hydrocyclone separator. Inti dibawa ke silo kemudian dikeringkan dengan suhu 80o C . Inti kering dipak untuk diolah lebih lanjut. Cangkang digunakan sebagai bahan bakar/pengerasan jalan/arang karbon aktif.